KARYA TULIS ILMIAH
Konsep
Pembelajaran Al-Qur’an Dalam Perspektif Metode At-Tibyan
(Analisa Terhadap Implementasi Metode At-tibyan di
TK Al-Azhar Pagendingan)
Disampaikan
Untuk Memenuhi Tugas Presentasi dalam forum
seleksi
kepala sekolah terbaik
Oleh:
YUNI EKO WIDAYANTI,
AMa.Pd
NUPTK:
1960760660300002
Lembaga TK Al-Azhar Desa
Pagendingan
Kecamatan Galis Kabupaten
Pamekasan
Masa Khidmah: 2015-2016
Judul Karya
Tulis : METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
DALAM PERSPEKTIF METODE AT-TIBYAN ( Analisa terhadap implementasi metode
At-Tibyan di TK Al-Azhar Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan
Madura)
Nama
Penulis :
YUNI EKO WIDAYANTI, AMa.Pd
NUPTK :
1960760660300002
Tugas
Pokok :
KEPALA TK AL-AZHAR PAGENDINGAN
Unit
kerja : TK AL-AZHAR PAGENDINGAN
Alamat : Desa Pagendingan
Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan
Telp.087857582229
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Al-Qur’an adalah kitab suci yang
diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril.
Kitab suci Al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat istimewa di hati umat Islam
karena Al-Qur’an merupakan petunjuk, pelita hidup dan kehidupan sehingga dengan
segala makna yang terkandung di dalamnya, mampu menyelamatkan kita dari zaman
jumud menuju zaman yang penuh warisan akan nilai intelektualitas.
Secara historis, dalam konteks
agama samawi, Al-Qur’an merupakan kitab suci yang paling akhir diturunkan kepada
kita. Sehingga wajar jika kemudian banyak mufasir klasik dan kontemporer yang
berpendapat bahwa al-Qur’an merupakan kitab paripurna yang kedudukannya sebagai
pengoreksi dan penyempurna dari kitab yang turun sebelumnya.
Dalam hirarki sumber hukum Islam,
Al-Qur’an menduduki posisi yang paling utama karena Al-Qur’an dipandang sebagai
kitab yang paling otoritatif dalam hirarki sumber hukum Islam. Nilai otoritas
ini, bisa kita lihat dari kandungan maknanya bahwa Al-Qur’an mengatur seluruh
aspek kehidupan manusia baik dalam bidang mu’amalah ma’a Allah (Interaksi
spiritual), Mu’amalah ma’a an-Nas (Interaksi Sosial) dan mu’amalah ma’a
al-Bii’ah (interaksi dengan Alam).
Berangkat dari fakta di atas, maka
pemahaman yang baik terhadap Al-Qur’an mutlak dibutuhkan agar nilai-nilai
ajaran luhur yang terkandung di dalamnya mampu kita aplikasikan dalam konteks
kehidupan kita sehari-hari. Membumikan ajaran Al-Qur’an merupakan sebuah
keniscayaan seiring dengan munculnya berbagai problematika kehidupan yang
semakin kompleks. Krisis nilai, etika dan spiritual menjadi bukti nyata bahwa
nilai-nilai al-Qur’an semakin jauh dari kehidupan kita.
Oleh karena itu, pemahaman yang
baik terhadap al-Qur’an ditentukan oleh kemampuan kita membaca al-Qur’an karena
pemahaman datang melalui proses membaca. Sebagai upaya untuk membantu kita agar
mampu membaca al-Qur’an dengan baik, maka banyak sekali metode-metode bacaan
al-Qur’an yang lahir. Berbagai macam Metode bacaan al-Qur’an yang lahir
memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing. Namun dari hasil analisa
penulis, terdapat sebuah metode yang dipandang sangat unik dan cocok untuk
semua kalangan yaitu metode At-Tibyan. Metode ini sangat menarik karena
karakterisknya yang mudah dipahami, pendekatan visual dan cocok untuk usia
dini. Sehingga dari hasil analisa ini, penulis tertarik untuk mengkaji lebih
mendalam dan mengimplementasikan dalam kurikulum pembelajaran membaca al-Qur’an
di TK Al-Azhar Pagendingan Pamekasan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dalam proses elaborasi terkait
metode At-Tibyan yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini, maka penulis
memfokuskan pembahasan sebagai berikut:
1.
Apa
Pengertian dan Sejarah Metode At-Tibyan?
2.
Apa
Keunggulan Metode At-Tibyan?
3.
Bagaimana
Implementasi Metode At-Tibyan di TK Al-Azhar?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah dan pengertian metode At-Tibyan
Sejarah metode at-tibyan
sebenarnya oleh para pendahulu kita sudah pernah dipakai(mengeja) walaupun
namanya bukan metode At-Tibyan, akan tetapi metode ini (tahajji) kemudian lebih disempurnakan dengan beberapa keunggulan
daripada metode-metode pembelajaran al-quran lainnya. Metode ini disusun oleh
Syekh Abdurrahman Bakr (pernah menjabat sebagai menteri pendidikan dan
pengajaran di Mesir era Hosni Mubarak) pada tahun 1433 H. Sekarang beliau
berdomisili di Madinah Al Munawwaroh.
Metode At-tibyan adalah
pembelajaran membaca al-qur’an dengan cara mengeja (tahajji) huruf demi huruf, kemudian huruf pertama dan kedua digabung
secara bersamaan. Contoh: a+a=aa (satu
ketukan), a+b=ab + c = abc (semua satu ketukan)
dan seterusnya.
Metode At-tibyan berbeda dengan
metode lainnya karena metode ini selain siswa nanti bisa membaca al-quran
dengan lancar siswa juga akan dengan mudah menghafal ayat-ayat alquran, karena
metode ini dibaca secara diulang-ulang. Penjelasannya akan di kupas tuntas di
implementasi metode At-Tibyan di TK Al-Azhar Pagendingan.
2.
Keunggulan metode At-Tibyan
Metode At-Tibyan memiliki beberapa
keunggulan dari metode-metode lainnya diantaranya:
a.
Pengarang
memiliki qiro’ah Sab’ah
Syekh Abdurrahman al-Bakr merupakan orang pertama yang
menggagas metode At-Tibyan. Sebagai tokoh penggagas, beliau memiliki kapasitas
dan kualitas yang mumpuni dalam bidang pemahaman dan pembelajaran al-Qur’an.
Penguasaan beliau terhadap qiro’ah sab’ah dengan beberapa sanad adalah salah
satu bukti bahwa metode ini lahir dari buah pikiran tokoh yang kompeten di
bidangnya.
b.
Semua
contoh diambil dari al-qur’an
Dalam Pembelajaran al-Qur’an untuk pemula, contoh-contoh
merupakan hal lazim yang harus diterapkan. Pemberian contoh yang baik dan
menarik akan mempengaruhi proses dan kualitas bacaan anak didik. Metode yang
dipakai oleh at-Tibyan salah satunya adalah pemberian contoh yang diambil dari
al-Qur’an sehingga membantu kecepatan proses pemahaman anak didik.
c.
Balajar
al-qur’an sekaligus bahasa Arab
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang berbahasa Arab,
kemampuan memahami bahasa Arab merupakan salah satu cara untuk mempermudah
belajar dan memahami kandungan al-Qur’an. Dalam metode at-tibyan, kemampuan
bahasa arab anak didik menjadi salah satu perhatian karena menjadi suatu
kesatuan dengan al-Qur’an. Metode komparatif ini sangat menarik karena disatu
sisi anak didik mendapat pembelajaran al-Qur’an dan disisi yang lain juga
mendapat pembelajaran bahasa arab.
d.
Belajar
mengeja sekaligus Tajwid dan makhorijul huruf
Dalam metode tibyan, Tahap pertama yang harus dilakukan
dalam proses pembelajaran al-Qur’an adalah teknik mengeja. Sebagaimana lazimnya
metode-metode lainnya. Namun yang membedakan adalah terletak pada pembelajaran
tajwid dan makhorijul huruf. Dalam teknik mengeja anak didik sekaligus
mendapatkan materi tajwid dan makhorijul huruf dengan praktek.
e.
Contoh
sesuai dengan tahapan pelajaran (sistematis)
Tahap
pembelajaran dalam sebuah metode al-Qur’an sangat menentukan bagi anak didik.
Metode tibyan memiliki tahapan-tahapan yang sistematis dan jelas dangan
capaian-capaian sehingga memudahkan para guru untuk mengevaluasi peserta didik.
f.
Cocok
bagi segala usia (Usia dini sampai lansia)
Metode tibyan cocok untuk semua kalangan. Karena
tahapan-tahapan yang terkonsep secara sistematis, target pencapaian yang jelas
dan metodelogi pembelajaran yang fleksibel sehingga guru diberikan kebebasan
untuk berimprovisasi sesuai dengan kemampuan anak didiknya.
g.
Berwarna
dan menarik.
Letak keunikan yang lain dari metode tibyan adalah teknik penyampaian
materi. Dalam metode ini, Nampak sekali bahwa tibyan sangat kreatif dalam
menyampaikan materi sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan.
Penyampaian materi lewat instrumen gambar berwarna adalah cara unik yang belum
pernah dilakukan oleh metode lainnya.
3.
Implementasi metode at-Tibyan dalam pembelajaran membaca
al-qur’an di TK Al-Azhar Pagendingan
a.
Metode At-Tibyan
Metode At-Tibyan merupakan
metode belajar membaca Al-Qur’an yang disampaikan dengan cara mengeja
(tahajji). Sekaligus ada pembelajaran bahasa arabnya, karena di bahas tuntas
huruf perhuruf dan kaidah tajwidnya. Dan melalui pendekatan klasikal serta kebenaran membaca melalui pendekatan
individual dengan teknik baca simak.
b.
Pembelajaran membaca Al-Qur’an
Pembelajaran pada hakekatnya
adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Membaca adalah melihat serta memahami isi dari
apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).
Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab, dari kata qara’a yang berarti membaca. Dengan
demikian secara istilah yaitu kalam Allah yang bersifat mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikan jibril dengan
lafal dan maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir, membacanya
merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri surat
An-naas.
Jadi pembelajaran membaca Al-Qur’an adalah suatu
interaksi antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya dalam melihat serta
memahami kalam Allah yang berupa Al-Qur’an dari ketidak tahunan sehingga
menjadi tahu dan mampu dalam membacanya.
c.
Implementasi metode At-Tibyan
Pengelolaan belajar adalah pengaturan anak secara keseluruhan
serta media dan sarana belajar
yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Proses pengelolaan pembelajaran membaca al-Qur’an menggunakan metode at-tibyan adalah
meliputi hal-hal berikut
ini:
1.
Prinsip Pembelajaran
Beberapa prinsip pembelajaran Al-Qur’an dalam menggunakan metode tilawati
adalah:
a.
Diajarkan secara praktis.
b.
Menggunakan tahajji dan berbahasa Arab.
c.
Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga.
d. Diajarkan secara individual dengan teknik baca simak menggunakan buku.
e. Mudah untuk menghafal ayat-ayat alqur’an karena
adanya tikror (pengulangan)
2.
Media dan Sarana Belajar
Dari segi kebahasaan, kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara
harfiah berarti:
Perantara atau pengantar, maksudnya adalah bagaimana perantara atau media untuk menyampaikan
sesuatu.
Media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
ke penerima pesan. Sedang AECT (Association for Education and
Communication Tehnology)
menyatakan media sebagai
bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Ketersediaan sumber/media belajar, baik berupa
manusia maupun non manusia (hardware dan software),
sangat memengaruhi proses pembelajaran.
Kelengkapan media dan sarana dalam kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi terhadap
kemudahan sehingga proses pembelajaran dapat berhasil. Adapun media dan sarana yang dibutuhkan dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an menggunakan metode at-tibyan diantaranya
adalah:
a.
Buku pegangan santri
1) Buku
At-tibyan (2 Jilid) Lancar membaca al-qur’an
2) Buku
at-tibyan (mudah menulis Arab)
3) Buku
materi hafalan
b.
Perlengkapan mengajar
1) Peraga
2) Sandaran peraga
3) Alat penunjuk untuk peraga dan buku
4) Meja belajar
5) Buku
prestasi santri
6) Buku
absensi santri
3.
Penataan Kelas
Untuk mendukung
dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif maka penataan kelas diatur dengan
posisi duduk santri melingkar membentuk huruf “U” sedangkan guru di depan tengah sehingga
interaksi guru dengan santri lebih mudah. Perhatikan gambar di bawah:
Penataan Kelas Santri
|
|||||||||||
4.
Proses Pembelajaran
Perbuatan belajar mengandung perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar. Perubahan dalam belajar bisa berbentuk percakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan atau
apresiasi (penerimaan atau penghargaan). Perubahan tersebut bisa
meliputi keadaan dirinya, pengetahuannya, atau perbuatannya.
Proses pembelajaran adalah merupakan rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan oleh guru dan santri dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan
sarana dan fasilitas pendidikan sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum.
a.
Alokasi waktu
Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran metode at-tibyan mulai jilid 1 sampai
jilid 2 adalah 2 semester
b.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran.
Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum. Roy Kellen mencatat bahwa ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approaches)
dan pendekatan yang berpusat
pada siswa (student centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri serta pembelajaran induktif.
Pendekatan pembelajaran adalah pengelolaan kelas secara
individual maupun klasikal. At-Tibyan merupakan buku metode belajar membaca Al-Qur’an yang disampaikan secara seimbang antara pembiasaan melalui pendekatan KLASIKAL dan kebenaran membaca melalui pendekatan INDIVIDUAL dengan teknik BACA SIMAK. Dengan pendekatan ini diharapkan :
1. Kegiatan pembelajaran menjadi efektif, mudah dan menyenangkan.
2. Santri naik jilid bersama-sama dalam satu periode pembelajaran dengan kualitas standar.
3. Suasana belajar kondusif.
4. Target kurikulum baik kualitas maupun waktu dapat tercapai.
5. Teknik Klasikal
Teknik klasikal dalam metode At-tibyan ada tiga, yaitu:
Teknik klasikal
TEKNIK
|
GURU
|
SANTRI
|
Teknik 1
|
Membaca
|
Mendengarkan
|
Teknik 2
|
Membaca
|
Menirukan
|
Teknik 3
|
Membaca bersama-sama
|
Tiga teknik diatas tidak
digunakan semua pada saat praktik klasikal, namun, disesuaikan dengan jadwal
atau perkembangan
kemampuan santri.
5.
Evaluasi/Munaqosyah
Evaluasi/munaqosyah adalah suatu upaya yang
dilakukan dalam rangka memperoleh data tentang perkembangan, perubahan dan kemajuan santri melalui proses pembelajaran yang dialami.
Evaluasi adalah pemberian keputusan yang mungkin dilihat dari segi
tujuan, gagasan, cara bekerja,
pemecahan, metode, materi, dll.
Penerapan evaluasi/munaqosyah ini dilakukan oleh
lembaga secara berkesinambungan dengan menggunakan cara-cara yang efektif dan efisien.
a.
Manfaat evaluasi/munaqosyah
1)
Bagi santri
a)
Menumbuhkan sikap percaya diri.
b)
Memberikan
motivasi peningkatan prestasi.
2)
Bagi guru
a)
Untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar.
b)
Memperbaiki kekurangan-kekurangan guru dalam proses pembelajaran.
c)
Memperoleh bahan masukan untuk pengisian nilai raport.
d)
Mengetahui kemampuan santri.
3)
Bagi lembaga
a)
Memberikan
masukan untuk perbaikan
dan peningkatan kualitas program dan guru.
b)
Memberikan
masukan dalam rangka pengupayaan tersedianya sarana yang diperlukan.
4)
Bagi orang tua
a)
Memberikan
informasi mengenai prestasi belajar anaknya
b)
Memberikan
umpan balik agar orang tua semakin terdorong untuk ikut
serta dalam upaya memajukan pendidikan
Sedang menurut M. Sobry
Sutikno yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman menyebutkan di antara kegunaan
evaluasi adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh
siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
b) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa
dalam kelompok kelasnya.
c) Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan
perbaikan proses belajar mengajar.
d) Bahan pertimbangan bagi bimbingan individual peserta
didik.
e) Membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan
kemampuan peserta didik.
f) Bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan
kurikulum.
g) Mengetahui status akademis seseorang mirid dalam kelompok.
h) Mengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan.
i)
Memberikan laporan kepada
murid dan orang tua.
j)
Sebagai alat motivasi
belajar mengajar.
k) Mengetahui efektifitas cara belajar dan mengajar, apakah
yang telah dilakukan guru benar-benar tepat atau tidak baik yang berkenaan
dengan sikap guru maupun sikap murid.
l)
Merupakan bahan feed back
(umpan balik) bagi murid, guru dan program pengajaran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas tentunya kita dapat mengambil kesimpulan
1.
Metode
at-Tibyan adalah pembelajaran membaca al-qur’an dengan cara mengeja (tahajji) huruf demi huruf, kemudian huruf pertama dan kedua digabung
secara bersamaan. Contoh: a+a=aa (satu
ketukan), a+b=ab + c = abc (semua satu ketukan)
dan seterusnya. Metode ini disusun oleh Syekh Abdurrahman Bakr (pernah
menjabat sebagai menteri pendidikan dan pengajaran di Mesir era Hosni Mubarak)
pada tahun 1433 H. Sekarang beliau berdomisili di Madinah Al Munawwaroh.
2.
Dalam metode at-Tibyan terdapat beberapa keunggulan,
-
Pengarang memiliki Qiro’ah sab’ah
-
Semua contoh diambil dari Al – Qur’an
-
Belajar Al-Qur’an sekaligus bahasa arab
-
Belajar
mengeja sekaligus Tajwid dan makhorijul huruf
-
Contoh
sesuai dengan tahapan pelajaran (sistematis)
-
Cocok
bagi segala usia (Usia dini sampai lansia)
-
Berwarna
dan menarik
3.
Implemintasi
metode at-Tibyan di lembaga Al – Azhar
-
Prinsip pembelajaran
-
Media dan sarana
-
Penataan Kelas
-
Proses Pembelajaran
-
Evaluasi/ Munaqasah
B. SARAN
1.
Kepada seluruh konseptor dan praktisi pendidikan agar
menjadikan kemampuan membaca Al –Qur’an sebagai target prioritas dalam
merumuskan kurikulum pendidikan.
2.
Kepada seluruh pendidik harus memiliki tanggung jawab
moral untuk mencetak genaerasi masa depan yang berakhlaq qur’ani dan fikir
madani.
3.
Mempertimbangkan dalam upaya legalisasi metode
at-Tibyan sebagai tolak ukur standarisasi metode pembelajaran Al- Qur’an yang
lainnya.
4.
Kepada PEMKAB agar memperhatikan kesejahteraan para
guru yang berjuang di jalan Allah guna menanamkan nilai – nilai Al – Qur’an
generasi penerus Bangsa.