Rabu, 23 Maret 2016

KARYA TULIS ILMIAH
Konsep Pembelajaran Al-Qur’an Dalam Perspektif Metode At-Tibyan
(Analisa Terhadap Implementasi Metode At-tibyan di TK Al-Azhar Pagendingan)
Disampaikan Untuk Memenuhi Tugas Presentasi dalam forum
seleksi kepala sekolah terbaik









Oleh:
YUNI EKO WIDAYANTI, AMa.Pd
NUPTK: 1960760660300002



Lembaga TK Al-Azhar Desa Pagendingan
Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan
Masa Khidmah: 2015-2016



Judul Karya Tulis     :    METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF METODE AT-TIBYAN ( Analisa terhadap implementasi metode At-Tibyan di TK Al-Azhar Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan Madura)

Nama Penulis           :   YUNI EKO WIDAYANTI, AMa.Pd
NUPTK                     :   1960760660300002
Tugas Pokok            :   KEPALA TK AL-AZHAR PAGENDINGAN
Unit kerja                  :   TK AL-AZHAR PAGENDINGAN
Alamat                      :    Desa Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan
Telp.087857582229


















BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril. Kitab suci Al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat istimewa di hati umat Islam karena Al-Qur’an merupakan petunjuk, pelita hidup dan kehidupan sehingga dengan segala makna yang terkandung di dalamnya, mampu menyelamatkan kita dari zaman jumud menuju zaman yang penuh warisan akan nilai intelektualitas.
Secara historis, dalam konteks agama samawi, Al-Qur’an merupakan kitab suci yang paling akhir diturunkan kepada kita. Sehingga wajar jika kemudian banyak mufasir klasik dan kontemporer yang berpendapat bahwa al-Qur’an merupakan kitab paripurna yang kedudukannya sebagai pengoreksi dan penyempurna dari kitab yang turun sebelumnya.
Dalam hirarki sumber hukum Islam, Al-Qur’an menduduki posisi yang paling utama karena Al-Qur’an dipandang sebagai kitab yang paling otoritatif dalam hirarki sumber hukum Islam. Nilai otoritas ini, bisa kita lihat dari kandungan maknanya bahwa Al-Qur’an mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik dalam bidang mu’amalah ma’a Allah (Interaksi spiritual), Mu’amalah ma’a an-Nas (Interaksi Sosial) dan mu’amalah ma’a al-Bii’ah (interaksi dengan Alam).
Berangkat dari fakta di atas, maka pemahaman yang baik terhadap Al-Qur’an mutlak dibutuhkan agar nilai-nilai ajaran luhur yang terkandung di dalamnya mampu kita aplikasikan dalam konteks kehidupan kita sehari-hari. Membumikan ajaran Al-Qur’an merupakan sebuah keniscayaan seiring dengan munculnya berbagai problematika kehidupan yang semakin kompleks. Krisis nilai, etika dan spiritual menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai al-Qur’an semakin jauh dari kehidupan kita.
Oleh karena itu, pemahaman yang baik terhadap al-Qur’an ditentukan oleh kemampuan kita membaca al-Qur’an karena pemahaman datang melalui proses membaca. Sebagai upaya untuk membantu kita agar mampu membaca al-Qur’an dengan baik, maka banyak sekali metode-metode bacaan al-Qur’an yang lahir. Berbagai macam Metode bacaan al-Qur’an yang lahir memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing. Namun dari hasil analisa penulis, terdapat sebuah metode yang dipandang sangat unik dan cocok untuk semua kalangan yaitu metode At-Tibyan. Metode ini sangat menarik karena karakterisknya yang mudah dipahami, pendekatan visual dan cocok untuk usia dini. Sehingga dari hasil analisa ini, penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam dan mengimplementasikan dalam kurikulum pembelajaran membaca al-Qur’an di TK Al-Azhar Pagendingan Pamekasan.
B.     RUMUSAN MASALAH  
Dalam proses elaborasi terkait metode At-Tibyan yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini, maka penulis memfokuskan pembahasan sebagai berikut:
1.      Apa Pengertian dan Sejarah Metode At-Tibyan?
2.      Apa Keunggulan Metode At-Tibyan?
3.      Bagaimana Implementasi Metode At-Tibyan di TK Al-Azhar?












BAB II
PEMBAHASAN
1.      Sejarah dan pengertian metode At-Tibyan
Sejarah metode at-tibyan sebenarnya oleh para pendahulu kita sudah pernah dipakai(mengeja) walaupun namanya bukan metode At-Tibyan, akan tetapi metode ini (tahajji) kemudian lebih disempurnakan dengan beberapa keunggulan daripada metode-metode pembelajaran al-quran lainnya. Metode ini disusun oleh Syekh Abdurrahman Bakr (pernah menjabat sebagai menteri pendidikan dan pengajaran di Mesir era Hosni Mubarak) pada tahun 1433 H. Sekarang beliau berdomisili di Madinah Al Munawwaroh.
Metode At-tibyan adalah pembelajaran membaca al-qur’an dengan cara mengeja (tahajji) huruf demi huruf, kemudian huruf pertama dan kedua digabung secara bersamaan. Contoh:  a+a=aa (satu ketukan), a+b=ab + c = abc (semua satu ketukan)  dan seterusnya.
Metode At-tibyan berbeda dengan metode lainnya karena metode ini selain siswa nanti bisa membaca al-quran dengan lancar siswa juga akan dengan mudah menghafal ayat-ayat alquran, karena metode ini dibaca secara diulang-ulang. Penjelasannya akan di kupas tuntas di implementasi metode At-Tibyan di TK Al-Azhar Pagendingan.

2.      Keunggulan metode At-Tibyan
Metode At-Tibyan memiliki beberapa keunggulan dari metode-metode lainnya diantaranya:
a.       Pengarang memiliki qiro’ah Sab’ah
Syekh Abdurrahman al-Bakr merupakan orang pertama yang menggagas metode At-Tibyan. Sebagai tokoh penggagas, beliau memiliki kapasitas dan kualitas yang mumpuni dalam bidang pemahaman dan pembelajaran al-Qur’an. Penguasaan beliau terhadap qiro’ah sab’ah dengan beberapa sanad adalah salah satu bukti bahwa metode ini lahir dari buah pikiran tokoh yang kompeten di bidangnya. 
b.      Semua contoh diambil dari al-qur’an
Dalam Pembelajaran al-Qur’an untuk pemula, contoh-contoh merupakan hal lazim yang harus diterapkan. Pemberian contoh yang baik dan menarik akan mempengaruhi proses dan kualitas bacaan anak didik. Metode yang dipakai oleh at-Tibyan salah satunya adalah pemberian contoh yang diambil dari al-Qur’an sehingga membantu kecepatan proses pemahaman anak didik.
c.       Balajar al-qur’an sekaligus bahasa Arab
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang berbahasa Arab, kemampuan memahami bahasa Arab merupakan salah satu cara untuk mempermudah belajar dan memahami kandungan al-Qur’an. Dalam metode at-tibyan, kemampuan bahasa arab anak didik menjadi salah satu perhatian karena menjadi suatu kesatuan dengan al-Qur’an. Metode komparatif ini sangat menarik karena disatu sisi anak didik mendapat pembelajaran al-Qur’an dan disisi yang lain juga mendapat pembelajaran bahasa arab.
d.      Belajar mengeja sekaligus Tajwid dan makhorijul huruf
Dalam metode tibyan, Tahap pertama yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran al-Qur’an adalah teknik mengeja. Sebagaimana lazimnya metode-metode lainnya. Namun yang membedakan adalah terletak pada pembelajaran tajwid dan makhorijul huruf. Dalam teknik mengeja anak didik sekaligus mendapatkan materi tajwid dan makhorijul huruf dengan praktek.
e.       Contoh sesuai dengan tahapan pelajaran (sistematis)
Tahap pembelajaran dalam sebuah metode al-Qur’an sangat menentukan bagi anak didik. Metode tibyan memiliki tahapan-tahapan yang sistematis dan jelas dangan capaian-capaian sehingga memudahkan para guru untuk mengevaluasi peserta didik.
f.       Cocok bagi segala usia (Usia dini sampai lansia)
Metode tibyan cocok untuk semua kalangan. Karena tahapan-tahapan yang terkonsep secara sistematis, target pencapaian yang jelas dan metodelogi pembelajaran yang fleksibel sehingga guru diberikan kebebasan untuk berimprovisasi sesuai dengan kemampuan anak didiknya.
g.      Berwarna dan menarik.
Letak keunikan yang lain dari metode tibyan adalah teknik penyampaian materi. Dalam metode ini, Nampak sekali bahwa tibyan sangat kreatif dalam menyampaikan materi sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Penyampaian materi lewat instrumen gambar berwarna adalah cara unik yang belum pernah dilakukan oleh metode lainnya.
3.      Implementasi metode at-Tibyan dalam pembelajaran membaca al-qur’an di TK Al-Azhar Pagendingan
a.      Metode At-Tibyan
Metode At-Tibyan merupakan metode belajar membaca Al-Qur’an yang disampaikan dengan cara mengeja (tahajji). Sekaligus ada pembelajaran bahasa arabnya, karena di bahas tuntas huruf perhuruf dan kaidah tajwidnya. Dan melalui pendekatan klasikal serta kebenaran membaca melalui pendekatan individual dengan teknik baca simak.
b.      Pembelajaran membaca Al-Qur’an
Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).
Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab, dari kata qara’a yang berarti membaca. Dengan demikian secara istilah yaitu kalam Allah yang bersifat mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikan jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri surat An-naas.
Jadi pembelajaran membaca Al-Qur’an adalah suatu interaksi antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya dalam melihat serta memahami kalam Allah yang berupa Al-Qur’an dari ketidak tahunan sehingga menjadi tahu dan mampu dalam membacanya.
c.       Implementasi metode At-Tibyan
Pengelolaan belajar adalah pengaturan anak secara keseluruhan serta media dan sarana belajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Proses pengelolaan pembelajaran membaca al-Qur’an menggunakan metode at-tibyan adalah meliputi hal-hal berikut ini:
1.      Prinsip Pembelajaran
Beberapa prinsip pembelajaran Al-Qur’an dalam menggunakan metode tilawati adalah:
a.      Diajarkan secara praktis.
b.      Menggunakan tahajji dan berbahasa Arab.
c.      Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga.
d.     Diajarkan secara individual dengan teknik baca simak menggunakan buku.
e.      Mudah untuk menghafal ayat-ayat alqur’an karena adanya tikror (pengulangan)
2.      Media dan Sarana Belajar
Dari segi kebahasaan, kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti: Perantara atau pengantar, maksudnya adalah bagaimana perantara atau media untuk menyampaikan sesuatu.
Media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedang AECT (Association for Education and Communication Tehnology) menyatakan media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Ketersediaan sumber/media belajar, baik berupa manusia maupun non manusia (hardware dan software), sangat memengaruhi proses pembelajaran.
Kelengkapan media dan sarana dalam kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi terhadap kemudahan sehingga proses pembelajaran dapat berhasil. Adapun media dan sarana yang dibutuhkan dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an menggunakan metode at-tibyan diantaranya adalah:
a.      Buku pegangan santri
1)      Buku At-tibyan (2 Jilid) Lancar membaca al-qur’an
2)      Buku at-tibyan (mudah menulis Arab)
3)      Buku materi hafalan
b.      Perlengkapan mengajar
1)      Peraga
2)      Sandaran peraga
3)      Alat penunjuk untuk peraga dan buku
4)      Meja belajar
5)      Buku prestasi santri
6)      Buku absensi santri
3.      Penataan Kelas
      Untuk mendukung dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif maka penataan kelas diatur dengan posisi duduk santri melingkar membentuk huruf “U” sedangkan guru di depan tengah sehingga interaksi guru dengan santri lebih mudah. Perhatikan gambar di bawah:
Penataan Kelas Santri

peraga
 












4.      Proses Pembelajaran
Perbuatan belajar mengandung perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar. Perubahan dalam belajar bisa berbentuk percakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan atau apresiasi (penerimaan atau penghargaan). Perubahan tersebut bisa meliputi keadaan dirinya, pengetahuannya, atau perbuatannya.
Proses pembelajaran adalah merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan santri dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
a.      Alokasi waktu
Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran metode at-tibyan mulai jilid 1 sampai jilid 2 adalah 2 semester
b.      Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Roy Kellen mencatat bahwa ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri serta pembelajaran induktif.
Pendekatan pembelajaran adalah pengelolaan kelas secara individual maupun klasikal. At-Tibyan merupakan buku metode belajar membaca Al-Qur’an yang disampaikan secara seimbang antara pembiasaan melalui pendekatan KLASIKAL dan kebenaran membaca melalui pendekatan INDIVIDUAL dengan teknik BACA SIMAK. Dengan pendekatan ini diharapkan :
1.      Kegiatan pembelajaran menjadi efektif, mudah dan menyenangkan.
2.      Santri naik jilid bersama-sama dalam satu periode pembelajaran dengan kualitas standar.
3.      Suasana belajar kondusif.
4.      Target kurikulum baik kualitas maupun waktu dapat tercapai.
5.      Teknik Klasikal
Teknik klasikal dalam metode At-tibyan ada tiga, yaitu:

Teknik klasikal
TEKNIK
GURU
SANTRI
Teknik 1
Membaca
Mendengarkan
Teknik 2
Membaca
Menirukan
Teknik 3
Membaca bersama-sama

               Tiga teknik diatas tidak digunakan semua pada saat praktik klasikal, namun, disesuaikan dengan jadwal atau perkembangan kemampuan santri.



5.      Evaluasi/Munaqosyah
Evaluasi/munaqosyah adalah suatu upaya yang dilakukan dalam rangka memperoleh data tentang perkembangan, perubahan dan kemajuan santri melalui proses pembelajaran yang dialami.
Evaluasi adalah pemberian keputusan yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dll.
Penerapan evaluasi/munaqosyah ini dilakukan oleh lembaga secara berkesinambungan dengan menggunakan cara-cara yang efektif dan efisien.
a.      Manfaat evaluasi/munaqosyah
1)      Bagi santri
a)      Menumbuhkan sikap percaya diri.
b)      Memberikan motivasi peningkatan prestasi.
2)      Bagi guru
a)      Untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar.
b)      Memperbaiki kekurangan-kekurangan guru dalam proses pembelajaran.
c)      Memperoleh bahan masukan untuk pengisian nilai raport.
d)     Mengetahui kemampuan santri.
3)      Bagi lembaga
a)      Memberikan masukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas program dan guru.
b)      Memberikan masukan dalam rangka pengupayaan tersedianya sarana yang diperlukan.
4)      Bagi orang tua
a)      Memberikan informasi mengenai prestasi belajar anaknya
b)      Memberikan umpan balik agar orang tua semakin terdorong untuk ikut serta dalam upaya memajukan pendidikan
Sedang menurut M. Sobry Sutikno yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman menyebutkan di antara kegunaan evaluasi adalah sebagai berikut:
a)      Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
b)      Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
c)      Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar mengajar.
d)     Bahan pertimbangan bagi bimbingan individual peserta didik.
e)      Membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kemampuan peserta didik.
f)       Bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum.
g)      Mengetahui status akademis seseorang mirid dalam kelompok.
h)      Mengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan.
i)        Memberikan laporan kepada murid dan orang tua.
j)        Sebagai alat motivasi belajar mengajar.
k)      Mengetahui efektifitas cara belajar dan mengajar, apakah yang telah dilakukan guru benar-benar tepat atau tidak baik yang berkenaan dengan sikap guru maupun sikap murid.
l)        Merupakan bahan feed back (umpan balik) bagi murid, guru dan program pengajaran.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas tentunya kita dapat mengambil kesimpulan
1.      Metode at-Tibyan adalah pembelajaran membaca al-qur’an dengan cara mengeja (tahajji) huruf demi huruf, kemudian huruf pertama dan kedua digabung secara bersamaan. Contoh:  a+a=aa (satu ketukan), a+b=ab + c = abc (semua satu ketukan)  dan seterusnya. Metode ini disusun oleh Syekh Abdurrahman Bakr (pernah menjabat sebagai menteri pendidikan dan pengajaran di Mesir era Hosni Mubarak) pada tahun 1433 H. Sekarang beliau berdomisili di Madinah Al Munawwaroh.
2.      Dalam metode at-Tibyan terdapat beberapa keunggulan,
-          Pengarang memiliki Qiro’ah sab’ah
-          Semua contoh diambil dari Al – Qur’an
-          Belajar Al-Qur’an sekaligus bahasa arab
-          Belajar mengeja sekaligus Tajwid dan makhorijul huruf
-          Contoh sesuai dengan tahapan pelajaran (sistematis)
-          Cocok bagi segala usia (Usia dini sampai lansia)
-          Berwarna dan menarik
3.      Implemintasi metode at-Tibyan di lembaga Al – Azhar
-          Prinsip pembelajaran
-          Media dan sarana
-          Penataan Kelas
-          Proses Pembelajaran
-          Evaluasi/ Munaqasah




B.     SARAN
1.      Kepada seluruh konseptor dan praktisi pendidikan agar menjadikan kemampuan membaca Al –Qur’an sebagai target prioritas dalam merumuskan kurikulum pendidikan.
2.      Kepada seluruh pendidik harus memiliki tanggung jawab moral untuk mencetak genaerasi masa depan yang berakhlaq qur’ani dan fikir madani.
3.      Mempertimbangkan dalam upaya legalisasi metode at-Tibyan sebagai tolak ukur standarisasi metode pembelajaran Al- Qur’an yang lainnya.

4.      Kepada PEMKAB agar memperhatikan kesejahteraan para guru yang berjuang di jalan Allah guna menanamkan nilai – nilai Al – Qur’an generasi penerus Bangsa.